Jatinangor dikenal sebagai ‘daerah pendidikan’. Terlihat dari beberapa perguruan tinggi yang berjajar di daerah tersebut. Mulai dari Instititut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN), Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN), Universitas Winaya Mukti (Unwim), dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Banyaknya jumlah mahasiswa yang menetap di Jatinangor menjadi potensi bagi warga untuk meraup keuntungan yang besar. Berbagai usaha dagang dan industri rumah tangga dibangun oleh warga asli Jatinangor maupun oleh mahasiswa dan pendatang. Beberapa diantaranya adalah rental komputer, warung internet, penyewaan dvd dan komik, tempat foto kopi, hingga tempat makan.
Tempat-tempat makan tersebut bukan hanya warung nasi dan warung kopi, namun seiring berkembangnya tuntutan pasar, tempat makan tersebut juga mendandani penampilannya agara menarik. Sehingga, muncul lah berbagai tempat makan yang menawarkan banyak fasilitas, seperti hot spot area, dan perpustakan.
Adalah Ngéumong Café and Library, sebuah kafe yang berada di kawasan Sukawening, Jatinangor, berdiri pada bulan Agustus 2009. Ngéumong Café and Library menawarkan konsep kafe dengan ruang diskusi, perpustakaan, dan hot spot area. Kafe ini terasa sangat hommy dan cozy, dengan ruangan bercat coklat kayu, lantai batu di bagian depan, bale untuk duduk, kursi berkaki pendek, dan sofa mini. Masuk ke dalam, kita akan melihat deretan kursi, perpustakaan kecil di pojok, televisi dan satu layar proyektor yang digunakan untuk nonton bareng. Beberapa lukisan terpajang di dinding kafe.
Berawal dari ide dua orang mahasiswa Fikom Unpad, kafe ini pada awalnya ‘diciptakan’ sebagai tempat untuk berkumpul dan berdiskusi. “Dulunya punya cita-cita bikin ruang (bagi) temen-temen untuk ngumpul, membuat karya, ngerumpi, ngobrol. Kami sebenarnya tidak berekspetasi mencari keuntungan ekonomi,” ungkap Aang salah satu pemilik Ngéumong Café and Library Awalnya Aang bersama Jaka, temannya dalam mendirikan Ngéumong, Café and Library ingin menawarkan konsep pure kafe yang hanya menjadi tempat ngobrol dan menyajikan minuman serta makanan kecil. Akan tetapi, seperti sebuah ungkapan ‘belum disebut makan, kalau orang Indonesia belum makan nasi’, maka Ngéumong Café and Library menyajikan berbagai macam menu makanan berat, salah satunya adalah nasi pecel Madiun yang merupakan salah satu menu andalan di kafe tersebut.
Di lain hal, kebanyakan jenis minuman yang disajikan Ngéumong Café and Library adalah kopi dan cokelat. Pada malam tahun baru kemarin, (31/12), Ngéumong Café and Library membuat acara Parade Kopi Nusantara yang menyajikan berbagai jenis cita rasa kopi. Kopi-kopi tersebut di antaranya adalah kopi Aceh, kopi Medan, kopi Palembang, kopi Lampung, kopi Flores, kopi Blandongan, kopi Belitung, kopi Toraja, dan kopi Kendari.
Di Ngéumong Café and Library juga tersedia perpustakaan kecil yang memiliki berbagai koleksi buku, dari mulai buku sastra sampai buku literatur kuliah. Sebagian buku tersebut dititipkan oleh pemiliknya untuk kemudian disewakan. Begitu pula dengan lukisan yang ada di sana. “Itu karya temen-temen semua yang dititipkan di sin,” ujar Aang.
Ngéumong Café and Library juga dijadikan sebagai berkumpulnya komunitas-komunitas seperti komunitas RSJ (Ruang Studi Jatinangor), komunitas fotografi, dan berbagai komunitas film. Hingga saat ini Ngéumong Café and Library masih meleb
arkan sayapnya agar semakin dikenal luas oleh masyarakat. Salah satu caranya adalah menyelenggarakan berbagai event, seperti live music, pemutaran dan diskusi film, dan kompetisi games Winning Eleven yang sedang berlangsung.
So, buat kamu yang butuh tempat untuk ngumpul bareng komunitas kamu, atau sekadar mau nyobain tempat nongkrong baru yang tidak sekadar makan atau menikmati kopi, datang aja ke Ngéumong Café and Library di Jalan Raya Jatinangor No.235. Enjoy !
Sekarang nama Ngeumong Cafe & Library telah menjadi Ngeumong Cuisine & Chocolate Bar
twitter : @Ngeumong_cucho